Sunday, December 22, 2013

My Adorable Primates : Orang Utan

I have certain interest in Orang Utan. I know it might sound ridiculous, or at least, my friends who know that fact would furrow their eyebrows and tease me with saying : "huh? you like monkey?" And I'll end up explaining the differences between monkey and Orang Utan to them, that monkey has a permanent evil face while Orang Utan has the most innocent and cute look, ever! 

Look at their eyes!
 (Photo courtesy by orangutanodysseys.com)

(Photo courtesy by www.lbah.com)


If you asked me, what is my dream pet? I would proudly say it's Orang Utan. Always dreamt of having one, yes, the baby. Can you imagine how sweet it would be, to take care of them everyday, play with them everytime, enjoy their innocent spoiled brat attitudes, carry them everywhere I like, and finally release them to the wild once they become adult. Oh, plus, they can always give you a hug! How cute is that. Yeah, I know having them as a pet is illegal. I'm just using my wild imagination here. 

About 4 years ago, a friend of mine, who knew well about my affinity to this fellow primates, sent me a link about this Orang Utan preservation named Camp Leakey, and that very time, I have decided that I will pay a visit someday. Camp Leakey is located in Tanjung Puting, Central Kalimantan, Indonesia! Yess, hard to believe there's such place like that in here, Indonesia. It was established 40 years ago by Dr Birute Galdikas and her former spouse. Even in her sixty-seventh age, she's still contribute a lot by conducting a training session for palm oil companies. The training mostly concerned about no tolerance in killing or harming endangered wildlife, including Orang Utan, within their plantations. You can have a look at her astonishing profile here. She's so inspiring! 

I did some research about this place on the internet, how to get there, where to stay, etc. Since the location is far enough in the woods, we should boarded an old-school river boat called Klotok and wading through Sekonyer River for hours to get there. LOB (live on board) on Klotok for one or two nights can be a better option than renting an eco-lodge room, they said. Funny thing is, I got this Klotok owner contact from foreign's forum instead of local's. Hey hey hey where did the local people go? beaches, of course. Mainstream, as always.

Anyway, thing that make me excited besides watching Orang Utan directly in the wild, is about to have the 'it' vacation in a deep Kalimantan forest plus stay on the traditional river boat for days. I have an imagination the setting would be like in Anaconda's film, which seems like crazy fun! (of course as long as there's no real Anaconda taking part). 

And...finally the day has come. I already bought return ticket to Pangkalan Bun, the nearest town from Tanjung Puting. The Klotok is ready as well. Now I'm like counting down the days. Can't hardly wait for the adventure!

P.S : I stumbled upon this article 29 days before my departing, and I just can't handle it anymore, they're too cute to be true!!

Friday, December 13, 2013

Rafting Sungai Palayangan - Situ Cileunca

Mengobati patah hati karena rencana rafting sama anak-anak kantor yang makin ga jelas nasibnya, akhirnya saya melempar ajakan rafting di Palayangan-Bandung ke geng jalan-jalan langganan, tentu saja seperti yang sudah diduga, sambutannya pasti meriah. Ga pake ribet ngatur tanggal, semua langsung setuju di tanggal 6-8 Desember 2013 kemarin! Yaheyyy akhirnya ngerasain juga weekend getaway yang berkualitas setelah sekian lama jadwal liburan kering kerontang. 

Kita memutuskan untuk berangkat dari Jakarta Jumat malam, biar pas Sabtunya lebih santai, ga perlu parno kena macet di tol Cikampek atau Pasteur andaikan maksain berangkat dari Jakarta. Walaupun pada akhirnya kena macet juga sih, dari Bandung ke Situ Cileunca, Pangalengan sekitar 3 jam, harusnya normalnya tuh cuma 1,5 jam-an.

Saya udah janjian sama Pak Budi dari Gravity Adventure, ambil paket rafting yang harganya Rp. 170.000 udah termasuk makan. Keliatan murah, karena di sungai ini kita cuma akan mengarungi jeram sejauh 6 km. Gak kayak di Citarik yang bisa sampe 12 km dengan harga yang juga hampir 2x lipatnya. Jadi menurut saya cukup reasonable lah.

Begitu sampai di parkiran kawasan wisata Situ Cileunca, kita langsung didatengin sama crew dari Gravity Adventure, selayaknya pra-rafting, di-brief dulu sebentar, terus latihan mendayung di danau Situ Cileunca, baru deh mengarah ke sungai Palayangan. Untuk sampe ke Sungai Palayangan ini cuma nyebrangin jalan raya doang dari arah danau Situ Cileunca, ga perlu tuh yang namanya trekking kayak di Ayung. Oh iya, sewaktu briefing, kita juga sempet nego harga sama tukang foto, dia buka harga di Rp. 200.000 udah dapet cd. Kalo ga nawar rasanya gatel gimana gitu ya, jadinya sepakat di Rp. 150.000 yang akhirnya kita sesali, kirain dia bakalan stand by di segala titik sepanjang 6 km, taunya cuma pas awal-awal doang. Yaelah, kemahalan kalo gitu mah. 

Briefing 


Danau Situ Cileunca


Welcome to Palayangan!

Karena kita ber-7, jadinya dibagi 2 kelompok. Saya, Aya, Joy dan Randy di perahu Cupu Manik (beneran ini namanya Cupu Manik!) sedangkan kelompok satunya lagi (Konyol, Dinny, dan Lutfi) di perahu Seabee. Guide perahu saya namanya Pak Ujang, orangnya supis (read : sunda pisan) dan suis (read : suka iseng). Untuk ukuran guide, doi 8/10 lah nilainya. 

Geng Cupu Manik VS Geng Seabee
 


Jadi, di sungai Palayangan ini ada 11 jeram yang akan kita lewatin, yang ter-ekstrim namanya jeram domba, dengan tinggi 1,5 m. Dan jeram terpanjang namanya jeram Kecapi. Sebenernya, grade sungai ini termasuk grade III-IV, setingkat lebih tinggi dibanding Citarik. Tapi, lebar sungai ini kecil banget, mungkin cuma sekitar 5 meter-an kali ya, malah kadang ada yang 3 meter-an doang. Jarak antara jeram satu dan yang lain ga jauh. Di 2 km pertama kita dicekokin 5-6 jeram berturut-turut. Yang paling seru ya yang jeram domba itu, yang jelas jeram ini sukses bikin kita nelen air sungai. Hahaha!

Jeram Domba

Jeram Kecapi

Setelah 3 km pertama, perjalanan mulai lempeng, alias ikutin arus aja. Kalo kata Pak Ujang, "tidak perlu mendayung, cukup menikmati saja!" Kira-kira di 1 km terakhir, mulai ada beberapa jeram lagi. Ada satu moment setelah jeram-jeram akhir, si Pak Ujang dengan isengnya nyuruh kita dada-dada ke kamera diatas sana, dan kita dengan begok-nya pun dada-dada, tiba-tiba, "KABOOM" semua penghuni perahu Cupu Manik terjerembab ke belakang, karena perahu nabrak batu. Jadi ternyata si Pak Ujang ini udah tau banget bakalan nabrak batu, jadi kita disuruh dada-dada ke kamera tipu belaka biar tangan kita gak ada yang pegangan ke tali, jadi begitu perahu nabrak batu......kena deh! pada jatoh ke belakang semua. Ini dia nih salah satu alasan kenapa saya bilang dia Su'is. 

Kira-kira beginilah pemandangan sepanjang sungai...

Cakep yes?? Berasa kayak ada di deket-deket rumahnya keluarga Edward Cullen gitu. Apalagi pas di tempat yang ada aksen kabut-kabutnya, behh...*mulai ngayal* Sayang, karena waktu itu turun hujan volume sedang, jadi arus lumayan deras yang berakibat kita jadi cepet sampe di titik akhir . Hyaaa padahal belom puas.

Yeay we did it!

Begitu turun dari sungai, udah ada mobil ala-ala angkot yang stand by di pinggir sungai, unik banget deh mobilnya, dibilang angkot bukan, dibilang mobil bak juga bukan. Kita dan si Cupu Manik dan Seabee akan diangkut naik mobil jadi-jadian ini ke tempat wisata Situ Cileunca yang awal tadi. Di sepanjang perjalanan kembali ke meeting point, d'oh pemandangannya aduhai bangettttt!


Oh ya, tempat bilas Gravity Adventure ini cukup oke lho dan jumlahnya juga cukup memadai, mungkin ada sekitar 10 bilik kali ya, ada loker-lokernya juga. Gak bersih-bersih banget tapi lumayan proper lah. Tapi jangan dibandingin sama tempatnya provider Arus Liar atau Caldera di Citarik yaa... Yang ini masih semi tradisional gitu. Belom di-maintain full profesional. Tanya punya tanya, setiap provider rafting ternyata punya tempat bilas masing-masing. Jadi kemungkinan untuk tumplek-blek sama banyak orang-nya kecil.

Tempat Bilas


Setelah selesai bilas, kita pun digiring ke gubukan pinggir danau untuk disuguhi makanan ala desa Pangalengan. Menunya, nasi panas, ayam goreng fresh from penggorengan, tempe tahu, sambel, kerupuk, teh hangat plus udara yang bukan main dinginnya plus Danau Situ Cielunca lengkap dengan hiasan kabutnya sebagai pemanja mata! Wahai teman-teman, bahwa sesungguhnya inilah yang didefinisikan kemewahan!

Kemewahan



Mumpung di Pengalengan, sebelum pulang ke Bandung, kita sempetin mampir beli susu di KPBS Pangalengan yang tersohor itu. Sering denger dong jingle : "susu segarrrr Nasional" atau.. "susu segarrr Pangalengan" yang keliling komplek rumah kita dulu. Nah ini dia nih sumber dari segala sumbernya, di Pangalengan. Tak dinyana, 1 cup-nya super duper murah, hanya 2000 perak saja!! Itung-itung bantu pengusaha lokal kita, yuk mari kalau kesini jangan lupa dibeli ya susu murni-nya. Tempat belinya ga jauh kok dari bunderan Pangalengan. Kalo mau gampang sih tanya aja sama penduduk lokal, tapi siap-siap bawa kamus basa sunda yah. :))

Susu Murni KPBS Pangalengan


Terima kasih untuk ke-togetherness-annnya minggu ini, gennnggg! X O X O!


Anyway, ini hasil coba-coba bikin video pake Youtube Editor. Gampang juga ternyata :p